Pages

Thursday, October 29, 2009

Bersyukur


Banyak orang yang berjatuhan dan berguguran di jalan dakwah.
Namun juga tak sedikit orang yang justru bertahan, berpeluh, dengan segala beban ummat di pundaknya, berjuang dengan ikhlas, dan bertekad baru akan berhenti saat kaki mereka telah menyentuh jannah Nya,,walau kelelahan terus mengejar hingga kelelahan itu pun menjadi lelah
Semua kunci perjuangan itu adalah tarbiyah.

Seorang akhwat yang akan hijrah ke negeri Britania Raya sana (aku yakin beliau akan melanjutkan perjuangannya disana...amiinn) berpesan pada temanku

"tetaplah kamu di jalan dakwah, tetaplah jalani tarbiyah, jadilah orang yang terseleksi"

Kalimat yang punya arti besar di hatiku
'orang yang terseleksi'
Banyak orang sukses di dunia ini, namun tak banyak yang mampu tawazun antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhiratnya.

Kembali lagi, kuncinya terletak pada tarbiyah seseorang.


Aku pernah mendengar beberapa teman yang tidak kunjung datang lagi ke 'bundaran kecil'nya karena tidak suka pada teman-teman sebundarannya, bahkan ada juga yang karena kecewa dengan Sang MR. Ketahuilah teman, bukankah segala perbedaan yang ada akan membuatnya semakin indah?
Dan tentang Sang MR, seberapa pun kekecewaan kita, apakah itu karena ada sikap beliau yang kurang berkenan, atau cakupan ilmunya tak seluas yang kita harapkan..cobalah ambil setiap nilai positif yang ada pada dirinya. Paling tidak, mari kita cermati,,apa kita sanggup mengorbankan waktu,ikhlas lillaahi ta'ala, di tengah segudang kesibukan dan padatnya jadwal menyediakan waktu demi adik-adik seperti yang beliau lakukan??


Aku bersyukur mendapatkan teman-teman seperjuangan seperti yang kumiliki sekarang.
Waktu bersama mereka adalah waktu untuk recharge iman lagi.
Mudah-mudahan tetap seperti ini,,semoga ukhuwah kami terus terjaga.

Luv u all

Uni, Ayang, Kakak, Cece, Unang, Yunda, Ayuk, Eneng, Taci, (afwan..Nsa lupa pnggilan sayang kita yg lain....^^)


Wednesday, October 28, 2009

Percak Percik

Mulai hari ini,insyaAllah aku akan berbagi beberapa kejadian-kejadian kecil dalam hidupku,yg menurutku punya arti besar. Meski sepertinya subjektif sekali,tp aku harap dgn berbagi hikmah tersebut,teman-teman jg bs merasakannya.

- suatu sore pulang ke rumah dari kampus,,waktu itu aku ingin menyeberang sbuah jalan yg tdk trlalu besar. Di seberang jalan (yg jalannya agk menikung) aku melihat 2 org anak-anak laki2 berjalan cepat dan sekitar 4meter d belakangnya seorg akhwat dgn pakaian takwanya berjalan mengikuti brsama seorg ank prmpuan. Sesampainya aku d seberang jalan,2 org anak2 td,mgkn krn brjalan cepat,menabrakku. Salah satu dr mereka trjatuh. Aku lngsng brbalik mnolongnya berdiri. Dia langsung brdiri dan brjalan cepat lg,mgkn ada yg diburunya. Sewaktu aq mlewati si akhwat,dia tersenyum dan mengucapkan "assalaamu'alaikum.."
aku menjawab salamnya. Lalu entah kenapa,rasa senang merayapi tubuhku seketika..oh Tuhan,seperti inikah peradaban ikhwah yg kami rindukan itu..??

- sejak terjadi gempa 30 September lalu,aku merasakan sedikit perubahan dalam diriku. Alhmdulillah shalat jadi lebih tepat waktu,dan aku benar-benar takut berada di luar rumah jika belum menunaikan shalat

- terakhir aku berkumpul dgn saudari2ku dalam lingkaran kecil kami adalah sebelum liburan dulu. Saat itu kami menyusun targetan2 amalan yaumi selama Ramadhan. Lalu kami dipisahkan oleh liburan pnjng,2 minggu kuliah d bln Ramadhan pun tak mnemukn wktu yg cocok krn jdwal masing2 yg padat. Lalu setelah lebaran,musibah gempa pun menghalangi hingga berminggu2. Namun beberapa hari yg lalu,kami brkumpul kembali. Dan setelah itu,aku benar2 merasakan arti mereka dalam menjaga ghiroh-ku. Mungkin walau kami hanya bercanda tawa saja,namun dengan berkumpul itu bisa menjadi kontrol trsendiri bg keistiqamahan masing-masing. Subhanallah,indahnya ukhuwah.. ^^

Saturday, October 24, 2009

Artikel Lama

bismilaahirrahmaanirrahiim....
malam ini, buka-buka file lama yang pernah tersimpan di laptopku ini (kebiasaanku kalau sudah merasa jauh ...), ketemu sebuah artikel yang pernah aku save. Dulu sudah pernah kubaca, tapi pas baca ulang,,"serr...." astaghfirullah..
ini, kulampirkan saja, moga bermanfaat



---------------------------------------------------------

Kegombalan di Kalangan Aktivis Dakwah

Nih dia yang ditunggu-tunggu. Hehehe… Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa yang suatu saat kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.

Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya. Tapi meski fitrah, tetap aja ada resikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.

Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini mustinya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya ,,
hayoo…) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail … bisa juga dalam rapat koordinasi.

Dari pengamatan penulis, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS ini….
“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat Anti. Amanah Anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukht!”

“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Saya nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

Akhwat: “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan: “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”
(Halah… gombal semua tuh!!!)

Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi…”

“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”

“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….”

Oh .. nooo!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita simak penggalan berikut…

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:
”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:
“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”
Nah lo!!

Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak beresiko? Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud … tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya.

Makanya… ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja … kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan .. ingat dia, mau tidur … ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-kalamaan bisa kurus tuh? Trus …siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhawat. Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka seneng dan suka bila diberi perhatian … bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh … coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal. Juga .. jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang ngegombal….
Akhwat : “Ane pengin rihlah, ke syurga …”
Ikhwan : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukht v ^_^ )
Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.

Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhtiy…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.



So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagi bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukht … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antunna tidak suka terombang-ambing kan? Antunna lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antunna dengan datang ke orang tua Antunna. Itu … baru deh, oke. Waspadalah …waspadalah …




----------------------------------------------------------------------


kalau menurutku, yang salah sebenarnya kedua belah pihak yang gagal saling menjaga. Mengapa?
Di tulisan di atas seakan-akan sang ikhwan lah yang the only one trouble maker.. Seorang ikhwan -seorang lelaki-, sudah fitrahnya dengan naluri seperti itu...(jadi ingat lagu Samsons itu, yg 'Naluri Lelaki'). Jadi, sebaiknya si akhwat lah yang bisa mengontrol, jangan direspon.

Aku pernah membaca di situs FULDFK, tentang JMA alias Jam Malam Aktivis. JMA itu maksudnya jam batas/limit diizinkannya interaksi ikhwan-akhwat. Pada tulisan itu terdapat banyak sekali komentar. Ada yang setuju, 'nerimo', protes, dll. Yang protes bilang, nggak perlu dibikin JMA, nggak ada dalam sunnah, jd bid'ah. Namun aku pribadi berpendapat, sah sah saja tuh..anggap saja sebagai salah satu bentuk usaha dari saling menjaga itu. Kurang ahsan juga kan kalau jam setengah sebelas malam ikhwan-akhwat masih sms-an,,, meski membahas tentang konflik yang terjadi di organisasi.


Tapi kembali lagi, kalau sampai terjadi, yang salah tetap kedua belah pihak. Jika mereka benar-benar 'paham', insyaAllah semua ini bisa dihindari.

Jujur, aku setuju dengan puisi di atas. Seakan semua akan benar-benar indah jika memang sudah waktunya.
Wallaahualam.

d'crepes recipe


Sejak kantin kampus kurang beroperasi, mahasiswa FK Unand hanya disuguhi 2 macam jajanan di sekitar DPR AB. Satunya buah 'Ajo', dan satunya 'crepes'.
Karena Ajo sudah berjualan dari dulu, maka tdak perlu kita persoalkan lagi (kecuali harganya yang naik dari 1000 rupiah jadi 1500 rupiah per potong buah). Nah, tentang crepes, yang keberadaannya di kampus lumayan baru, mari kta bahas.
Crepes itu (kalau menurutku), harganya terlalu mahal untuk ukuran kantong mahasiswa. 1 macam isi aja kalo gak salah seharga Rp3.500,00,,,nah, apa kita puas dengan 1 macam isi?? Paling nggak kita mau isinya itu cokelat+keju+pisang+selai ini itu, dll. Berapa tu harganya???
Daripada bangkrut, mending bikin sendiri aja...(maaf Mbak penjualnya....^^)

Ini resepnya (buat kulitnya aja, untuk isi bisa kreasi masing-masing dan bisa diisi selebay-lebaynya)

d'recipe

150 gr tepung terigu
60 gr gula pasir
75 gr mentega cair
4 butir telur
200 ml susu cair
vanilli secukupnya
baking powder secukupnya

campur aja semua,,kalau rasanya terlalu kental, bisa ditambahkan susu lagi..
mudah kan...?
hayo hayo berkreasi.... ^_^

Thursday, October 22, 2009

30 September 2009,,,,,Peranmu Walau Statusmu Masih 'mahasiswa' Kedokteran

Bencana gempa di Padang-Pariaman tanggal 30 September lalu masih membekas jelas di benakku. Saat bencana itu terjadi, aku sedang dalam rapat presidium FSKI di mesjid kampus.

Waktu guncangan itu berlangsung, semua orang berhamburan keluar dari dalam ruangan. Banyak yang juga melaksanakan rapat atau sejenis pertemuan konsolidasi saat itu. Saat sudah di luar pun, banyak yang tersungkur ke tanah karena guncangan gempa yang dahsyat itu masih belum berhenti.
Seketika jalanan d sekitar kampus dipenuhi kendaraan-kendaraan yang entah datang dari mana. Aku yang sempat berniat pulang untuk menjemput Mama dan adikku pun tak bisa bergerak keluar. Akhirnya aku kembali ke dalam kampus, dan alhamdulillah aku dan seluruh keluargaku yang di Padang berkumpul disana.

Ada sudut pandang tersendiri yang bisa dilihat seorang mahasiswa kedokteran dalam menghadapi bencana ini. Perannya bukan lagi sekedar untuk dirinya ataupun keluarganya. Ilmu yang telah dimiliki telah membuatnya memperoleh tanggung jawab lebih.
Seperti malam itu. Sebagian besar penduduk Minahasa ataupun Jatirawang (di sekitar kampus) banyak yang mengungsi ke kampusku. Lapangan basket sudah berubah menjadi lapangan hamparan manusia. Tikar dari mesjid dibentangkan. Lampu dari genset dihidupkan. Shalat juga dilakukan disana, karena mereka masih takut-takut masuk ke mesjid.
Saat itu lumayan banyak anak-anak, juga orang lanjut usia. Aku melihat anggota Departemen Pengabdian Masyarakat dari BEM berkeliling memberikan sejenis balsem ataupun minyak kayu putih bagi yang membutuhkan. Juga anggota-anggota dari HET (Hippocrates Emergency Team) yang langsung menangani korban-korban luka ringan disana. Mereka memang sudah terlatih untuk itu --'emergency team'--. Dan juga beberapa mahasiswa yang mengajak anak-anak yang ketakutan berbicara untuk menenangkan mereka.

Malam itu aku bersama temanku, Dian, memutuskan untuk pergi ke rumah sakit (setelah dapat izin dari orang tuaku). Kami berjalan kaki kesana. Sepanjang jalan -yang sangat gelap-, kami menyaksikan jalanan banyak yang retak, reruntuhan poliklinik RSUP M. Djamil yang benar-benar ambruk (ruangan kerja Mamaku disana...hiks), dan bunyi-bunyi sirine ambulance yang dipacu dengan kecepatan tinggi menuju IGD. Di gerbang rumah sakit kami juga bertemu seorang teman seangkatan. Dia mengatakan bahwa dia berencana pulang ke kota asalnya, karena melihat kondisi kota Padang saat itu.

Menuju IGD, kami sedikit melihat-lihat ke dalam tenda. Di dalamnya sudah ada banyak pasien rawat inap yang diamankan kesana. Kami mendatangi seorang pasien laki-laki tua yang tidak berada di dalam tenda. Ternyata beliau adalah seorang pasien penyakit jantung. Namun tampak ketegaran di wajahnya, dan alhamdulillah keadaannya baik-baik saja.

Kami berjalan lagi. Di tepi jalan (yang biasanya digunakan sebagai jalan menuju tempat parkir), kami mendapati seorang co asst angkatan 2005 (baru masuk klinik beberapa bulan, mungkin baru 1 bulan) sedang menjahit luka yang lumayan panjang di punggung seorang laki-laki muda bersama seorang perawat. Laki-laki itu menelungkup di atas kasur yang diletakkan si atas jalan itu. Sepertinya ia diantar temannya yang waktu itu membantu memegangi lampu senter. Kami menawari bantuan pada Kak Lidya (Kakak co asst tersebut). Aku dan Dian pun ikut membantu walau sekedar memegangi infus atau mengambilkan minor set yang dibutuhkan. Selesai dijahit, tiba-tiba hujan mulai turun. Kami berempat masing-masing mengangkat sudut kasur dan memindahkan si pasien ke teras IGD. Pasien meringis kesakitan karena saat diangkat punggungnya agak berlipat. Namun alhamdulillah ia berhasil dipindahkan sebelum hujan terlalu lebat.

Kami berjalan lagi ke depan IGD. Kami bertemu dengan beberapa orang ikhwan 07. Waktu itu Uul dan Faisal sedang berdiri di samping tempat tidur seorang pasien, anak laki-laki bercelana seragam SMP yang kakinya sudah dibidai. Mereka menitipkan Agri (nama adek itu,,mudah-mudahan keadaanmu baik-baik saja sekarang dek....) pada kami. Kami lalu mengajaknya ngobrol. Dia bercerita bahwa tadi saat gempa dia sedang berada di sekolah, dan dia menyaksikan 2 orang temannya meninggal.
Sampai saat itu, dia belum bisa menghubungi keluarganya sekedar untuk memberi kabar. Aku lalu menanyakan apa keluarganya punya nomor CDMA atau tidak. Ternyata ada. Namun sayang, tetap tidak bisa dihubungi...
Agri sepertinya sedang haus. Kami merasa tidak bisa membantu, tidak tahu mau dicari kemana minuman di saat seperti itu. Akhirnya kami pergi meninggalkan Agri dan berjanji padanya kalau ada minuman akan kami antarkan.
Kami berjalan berkeliling teras depan IGD itu. Subhanallah, Allaahuakbar. Betapa kita harus bersyukur atas semua nikmat yang masih diberikan Allah pada kita. Semua pasien itu. Ada anak kecil yang patah tulang, ada seorang bapak tua yang darah tidak berhenti mengalir dari kepalanya walau sudah dibalut kassa yang tebal, seorang wanita yang matanya udem membiru, pasien pasca-sectio yang katanya sempat eklampsi yang sulit bernapas karena terus-terusan cairan keluar dari jalan napasnya (padahal menurut keluarganya keadaannya sempat membaik), dan banyak lagi.
Kami membantu apa yang kami bisa. Sedikit bantuan saja, seperti yang lebih dulu dilakukan adik-adik angkatan 2007, 2008, bahkan 2009 yang ada disana. Mereka berkumpul dan membungkus papan-papan kayu untuk bidai dengan kain kassa. Selain itu, kami juga diberi handscoen steril, saat kami membantu membersihkan cairan yang terus-terusan keluar dari hidung wanita pasca-sectio tadi.
Kemudian aku berjalan ke dalam IGD. Di pintu aku mendapati sebuah gallon minuman yang ditutup menggunakan botol minuman yakult. Aku teringat pada Agri. Aku lalu ke tempat -yang dulunya- resepsionis untuk mencari gelas. Alhamdulillah dapat. Sepertinya itu gelas perawat. Dan di dekat sana ada wastafel juga. Alhamdulillah lagi, airnya ada. Gelasnya aku cuci seperlunya dan kemudian kuisi air tadi dan diantarkan ke Agri. Dia sudah memakai selimut (waktu itu hujan lebat, sedangkan sebelumnya dia tidak memakai baju).

Makin lama makin banyak korban yang tak tertolong. Pilu rasanya menyaksikan seorang Ibu terduduk di samping jenazah anak gadisnya yang masih berseragam SMA yang dikotori pasir-pasir reruntuhan gedung tempat kursusnya...
Dan juga,,mungkin baru kali itu aku menyaksikan RJP (Resusitasi Jantung Paru) dalam situasi yang sebenarnya.
Ada seorang korban wanita. Yang terlihat olehku saat itu, kesadaran sudah apatis, lututnya sudah remuk dengan otot-ototnya yang terkoyak dan berisi banyak tanah. Seorang dokter lalu memeriksa reflek pupilnya,,sepertinya masih ada,lalu segera dicari pembuluh darahnya untuk diguyur dengan cairan. Mungkin sudah kolaps (pembuluh darahnya), karena dokter itu susah menemukan pembuluh darahnya. Dan anak-anak HET juga membantu mencari di tungkai bawahnya. Akhirnya didapatkan (yang di lengan), langsung diguyur. Dan 2 orang co asst melanjutkan dengan RJP selama beberapa menit. Namun sayang, tetap tak tertolong.
Usaha pun dihentikan.

Makin malam, kami juga semakin bingung akan melakukan apa. Makanan dan minuman pun tak ada. Untungnya ada beberapa ikhwan yang membawakan teh botol, dahaga pun sedikit terobati.


Kami pun terperangkap disana, tidak bisa kembali ke kampus karena hujan lebat dan kami tidak punya payung. Namun, saat sudah lumayan reda (sekitar pukul 12 malam lewat), kami memutuskan untuk menerobos hujan. Lalu berjalan menuju kampus. Dan di jalan pulang ternyata ada sebuah warung yang buka. Kami lalu membeli minuman dan beberapa kue disana.

Sesampai di kampus, ternyata semua pengungsi di lapangan basket tadi sudah beranjak ke dalam mesjid dan gedung biomedik untuk tidur. Kami tidur disana, dan berencana besoknya akan menjadi relawan di BSMI...kalau kami dibutuhkan.

Di Hari Lain

*sebuah puisi di masa SMA, ditulis oleh seorang teman untuk seseorang...sekarang buat di post aja..klo penulisnya baca, mhn maaf ya....^^
Di Hari Lain

Kuingin dengar semua gelak tawanya
Penuhi ruang-ruang kosong ini
Akankah mungkin menggetarkan segenap tiang-tiang yang kini kering berdebu
Tetap di antara tiup belaian angin pagi
Aku sendiri berada menatap cumulus ber riak mengambang luas
Akankah mungkin hari itu tuk dia kenang?
Ingin ku bertanya tuk dengar sendiri jawaban darinya
Satu di kemudian hari
Kini sekiranya tengah tercium olehku wangi tanah yang akan ia pijaki
Entah itu jauh...,ataukah teramat jauh...
Aku tak tahu! dan terus bercerita padamu awanku....
Biarkan aku berlari,
Mencoba percaya kita akan masih berada di bawah langit yang sama
Yang semoga buat ku merasa dekat
Sejenak kutersadar, cumulus beranjak pergi di langit senja berarak
Pastilah orang yang tengah mengejar impiannya
Kini berganti sekelompok kecil awan kelabu di atasku
Akankah turun hujan?
Jika benar,
Hingga hari itu tiba, tak apa aku basah oleh air dingin mu