Pages

Monday, October 25, 2010

Tidak Ada Rasa=An-Estesi?

tertanggal 27 September 2010, aku kembali ke kehidupan normalku yang menggiriskan setelah libur panjang (yang tidak benar-benar libur, karena harus ikut KKN) selama 3 bulan.

Koas--koeh--dokter muda

welcome back!!

nggak tanggung-tanggung, setelah tubuh ini agak terbiasa dengan kebebasan tanpa keterikatan, aku ditempatkan di siklus anestesi. Penempatannya memang jadi aneh. Karena, kalau ikut alur yang seharusnya (kayak emang ada alur siklus resminya aja), setelah siklus bedah kemarin aku akan masuk siklus PH (public health) atau Mata. Yah, bukan berarti aku mau santai-santai atau apa, tapi paling nggak di dua siklus itu nggak ada dinasnya. Juga, aku kan mau ikut Antibiotic 6....huhuhu

Hari pertama, kami sudah berkumpul di lantai 3 Instalasi Bedah Sentral pukul 07.30. Hmmm...harusnya pengalaman 2 siklus sebelumnya sedikit mengajarkanku..bahwa hari pertama ini nggak ngapa-ngapain, cuma nunggu sampaai kira-kira jam 11-an. Tapi tak pa-pa lah. Itung-itung kumpul-kumpul sama teman-teman karena udah lama nggak ketemu. Cerita kami sudah melebar kemana-mana, tapi masiiih belum juga. Trus, nggak lama kemudian, ada kabar bahwa kami yang ber-40 di siklus kecil ini nggak diterima semuanya. Harus ada yang cuti dulu, dan caranya dengan lotting nama. Teman-teman pada nggak mau cuti, alasan mereka "bilo ka tamat lai..",,,atau "ndak nio do, ambo alah gaek".....atau, "ndak do, siklus patamo ambo alah maulang pulo"

Aku waktu itu...deEp inSiDe My hEArt....mau aja cuti. Selain mood buat koas yang belum balik, aku juga mau fokus ke Antibiotic, dan mau hadir. Tapi ternyata, kabarnya ada perundingan antar konsulen-konsulen di dalam sana, dan akhirnya setuju menerima kami semua. Hufft...bagaimanapun, alhamdulillah....

Ada orientasi dulu. Kami dibekali apa-apa aja yang harus dilakuin di anestesi, ada pembagian baju anestesi dengan jaminan uang 100 ribu rupiah, trus juga pembagian log book. Aku rencananya waktu itu nggak ngambil baju anestesi itu, cuma mau pakai baju OK yang merah, karena dibilang si Ibuk yang ngurusin baju, bajunya itu nggak cukup buat 40 orang. Tapi pas di akhir, aku lihat baju-bajunya berlebih. Aku lihat, ukurannya XXL..gede banget! mau ah... dan akhirnya aku ambil... :)

kelompok pun dibagi. Aku dapat jadwal dinas pertama hari Rabu. Namun waktu itu, seorang temanku, Resti, yang dijadwalkan dinas hari Senin itu, punya sebuah agenda syar'i yang harus dihadiri. Jadilah aku menggantikannya... lagi-lagi aku dinas di hari pertama...ckckckck

Dinas pertama, dapat di OK IGD. Asli, MELELAHKAN! ampun.... bakat 'pembawa pasien' ku masih kuat...huh huh

hmm...hijab
pertama, hijab diri
hari pertama dinas itu, aku masih memakai kaus kaki, dan jilbab yang dalam (plus yang tadi, baju OK yang super gede). Trus pas mau subuhnya, seorang Ibu perawat, yang jilbabnya juga terjulur, mengingatkan. Kata beliau, di OK Sentral jangan pake kayak gitu, ntar dipermasalahin beberapa konsulen yang sensitif terhadap masalah itu..
hmm..baiklah Bu..saya mengerti. Saya sudah banyak mendengar setiap masuk OK sewaktu di THT dan Bedah.

Besoknya, 2 orang temanku, Rani dan Resti,memakai jilbab yang sangat dalam ke OK Sentral. Juga kaus kaki. Aku? aku memakai jilbab yang dari kampus, masih bisa kuusahakan menutup dada.
Trus, nggak lama, ada perawat yang ngomong sama Rani
"itu jilbabnya bawa dari luar ya? kok nggak jilbab OK yang dipakai?" (jilbabnya warna ungu kok..sama dengan warna bajunya..tapi ada hiasan kancing-kancing gitu..dan itu nggak diperbolehkan.
"Maaf Uni, baru jilbab ini yang ada..bajunya baru dapat kemarin.."
"nggak boleh ya, kayak gitu.. kan kamu bisa pakai topi.."
????!!??!!

Habis itu, ada juga seorang Uda, residen THT yang menasihatinya. Aku dengar waktu itu. Aku tau, Uda itu seorangg yang bagus agamanya (insyaAllah). Kata beliau, jangan pakai kayak gitu lagi..dulu masalah ini sempat meledak,dan beberapa konsulen marah-marah. Sekarang sudah mereda, jangan sampai masalah jilbab itu muncul lagi..

Aku ngomong sama Rani..lebih baik dia di ruang ganti aja sampai selesai, mumpung dia nggak ada OK. Dia setuju, sekalian mau nyelesaiin laporan KKN katanya. Dan besoknya, aku diceritain Rani bahwa dia ketemu Ni Fit, residen THT, dan dia cerita soal itu. Uni cuma tersenyum, bilang "kita turuti aja sekarang dulu. Uni dulu awalnya juga bersikeras, sampai-sampai Uni disidang. Paling nggak sekarang udah lebih baik"

hmm...masih minoritas.
Mudah-mudahan, suatu hari nanti dibolehkan


kedua, hijab lawan jenis
dinas berarti 24 jam bersama tim dinas. Ada cowok ada cewek. Beruntung kalau dapat tim yang cewek semua. Kalau nggak, siap-siaplah untuk 'berbaur' sangat 'akrab'. Tidur di 'gua hira' anestesi, digabung aja cowok-ceweknya. Mungkin karena udah kecapean banget, nggak dipikirin lagi hal-hal lainnya. Cuma, aku merasa siklus ini agak beda, agak lebih baik. Dulu, waktu aku di bedah, aku lihat anak-anak anestesinya emang tidur demppet-dempetan gitu cewek dan cowokya. Mungkin karena space yang sangat kurang..ckckck
tidur, sebisa mungkin ditupi..pake mukenah, kain sarung, atau pake baju dinas


anestesi dibilang nggak ada rasa kayaknya nggak tepat juga.
ada banyak rasa disini
ngantuk berat setiap habis dinas
sedih sewaktu dihukum dinas 2 hari berturut-turut
deg-degan setiap mau lapor preop ke konsulen
haru melihat gigihnya Ayah pasien ICU bolak-balik ngambil obat
senang sewaktu berhasil melakukan intubasi pertama ke pasien
sesak dan nggak bisa nahan tangis waktu ada pasien yang udah dirawat seminggu dengan ventilator akhirnya meninggal
sebel waktu didesak-desak residen bedah
kaget sewaktu keluar hasil lotting nama pengujiku


dan sekarang, Senin, 25 Oktober 2010, pukul 04.08 di ICU, aku masih dinas di ICU. Cuma ada 2 pasien, dan dua-duanya stabil. Semoga mereka sembuh.
Nanti pagi aku melanjutkan ke Interne. Jilbab putihku udah kusiapkan. Semoga aku nggak balik lagi ke anestesi ini sebagai koas--koeh--atau dokter muda. Kalau waktu udah jadi dokter, boleh lah kesini lagi... ^_^

bismillah, my next destination is waiting for me