Pages

Sunday, November 29, 2009

HUMOR Kedokteran ( ^_^ )

KEJADIAN MISTERIUS DI RSCM


Ada kejadian aneh di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSCM, dimana para pasien selalu meninggal di tempat tidur yang sama pada kamar yang sama dan selalu pada Jumat pagi tanpa peduli umur, kelamin, kondisi kesehatan mereka ataupun latar belakang kesehatan.

Hal ini sangat membingungkan para dokter dan beberapa bahkan berpikir bahwa hal ini ada hubungannya dengan supranatural. Mengapa selalu pada hari Jumat dan pada tempat tidur yang sama? Lalu para dokter memutuskan untuk menuntaskan kasus ini dan menyelidiki penyebab dari beberapa kejadian ini...

Begitu tiba hari Jumatnya, semua orang dirumah sakit tersebut dengan tegang menunggu akankah kejadian buruk itu terulang kembali. Lalu terbaringlah pasien baru rumah sakit itu disana.

Beberapa dokter termasuk dr. H. Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, ahli internis dan kardiologi dari RS Pusat Pertamina yang memang sengaja diundang sudah memegang tasbih, quran, bahkan sebagian lagi memegang benda-benda suci lainnya untuk menangkal iblis...

Sementara sang pasien masih terbaring disana. Seiring waktu berputar..pukul 07:00.. 07:30..tepat sebelum waktu keramat itu tiba..Pintu kamar tersebut terbuka...

Kemudian masuklah Tukimin.. part timer cleaning service untuk hari Jumat...Ia langsung mencabut kabel alat untuk bantuan pernafasan dari stop-kontaknya lalu menggantinya dengan kabel untuk vacuum cleanernya dan mulai membersihkan ruangan...




Program Pengurusan Badan

Entah karena lagi heppi Oneng merasa berat badannya naik terus tak terkendali. Ketika akhirnya menjadi overweight, Oneng memutuskan pergi ke dokter untuk berkonsultasi.

Dokter menganjurkannya berlari 15 km setiap hari, selama 30 hari. Kalau Oneng tekun melakukannya, beratnya akan turun sebanyak 20 kg.

Oneng mentaati anjuran dokter itu. Dengan tekun dia berlari 15 km setiap hari, selama 30 hari penuh. Setelah itu dia senang sekali karena berat badannya memang turun sebanyak 20 kg.

Oneng menilpun sang dokter dan mengucapkan terima kasih atas nasehatnya. "Cuma ada satu masalah Dok"

"Masalah apa Mpok Oneng?'

"Bagaimana cara saya pulang? Soalnya saya sudah 450 Km jauhnya dari rumah!"




Sakit atau Terbunuh

Sang Ayah sakit keras. Segala peralatan medis melekat pada tubuh sang Ayah, termasuk bantuan pernafasan dan infus.
Suatu hari pihak keluarga mengundang "Orang Pintar" untuk membantu pengobatan sang Ayah. Si Orang Pintar berdiri disamping sang Ayah sambil mengucapkan mantra-mantra. Sesaat kemudian sang Ayah meronta, tapi karena alat bantuan pernafasan masih menutup mulutnya, hanya gumaman yang terdengar.
"mmm...emmmm....emmmm!", ronta sang Ayah
"Kayaknya ada sesuatu yang ingin disampaikannya, tolong carikan pulpen dan kertas.", ujar si Orang Pintar.
Anak tertua kemudian menyodorkan secarik kertas dan pulpen pada sang Ayah. Namun ajal berkata lain, sesaat setelah menulis, sang Ayah meninggal. Kertas tersebut diambil oleh si Orang Pintar dan langsung dikantonginya.

Setelah penguburan sang Ayah, dalam rembuk keluarga, si Orang Pintar datang dan berkata,
"Ini pesan terakhir almarhum, saya belum membacanya. Saya pikir pihak keluarga yang berhak atas pesan ini"
"Silahkan bapak bacakan saja", pinta anak bungsu
"baiklah..ini pesannya", si Orang Pintar membuka lipatan kertas dan membaca dengan lantang......
"PAK DUKUN..PINDAH DARI SITU, KAMU MENGINJAK SELANG OXYGEN SAYA....."
...................................
Si Orang Pintar pun kabur




sumber: dechacare.com

Saturday, November 28, 2009

ATTENTION PLEASE


Saya berencana membuat tulisan-tulisan dengan label baru, yaitu 'profil'. Jadi isinya itu tentang profil orang-orang terkenal dalam hidup saya. InsyaAllah benar-benar berupa profil, sebisa mungkin akan saya coba mengurangi pendapat subjektif.
Hal ini selain memang karena ketertarikan saya menulis tentang hal itu, juga karena memikirkan eksistensi blog ini ke depannya. Saya berpikir, siapa tahu orang-orang yang saya tulis profilnya disini beberapa tahun lagi menjadi orang berpengaruh di dunia, sehingga ketika banyak orang search mengenai dia di internet, profilnya bisa didapatkan di blog saya.
Mungkin demi lebih ahsannya, saya akan meminta informed consent (persetujuan tindakan) dulu kepada si empunya profil sebelum menuliskannya.

Demikian pengumuman ini, kalau ada keberatan tolong disampaikan.
Wassalaamu'alaikum wr. wb.



Saturday, November 21, 2009

Dosa yang Diampuni

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ

[حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :

Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa“

(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)


Dalam hadits Arba'in no. 39 di atas disebutkan bahwa Allah akan mengampuni dosa seseorang yang melakukannya dikarenakan keliru, lupa, atau dipaksa.

Nah, mungkin masih timbul beberapa pertanyaan dalam pikiran kita. Mari kita bahas satu per satu.

1. Keliru (tidak tahu)

Orang yang tidak tahu, tidaklah dia berdosa; hanya saja diwajibkan baginya menuntut ilmu dan bertanya kepada ulama Sunnah.

"Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui". ( QS. Al-Anbiya :7)


2. Lupa

Orang yang lupa mengerjakan yang wajib, tidaklah ia berdosa karena kelupaannya. Adapun dalilnya kembali kepada firman-Nya:

" Wahai Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah" ( QS. Al-Baqarah :286 )

Ibnu Rajab berkata: " Yang nampak bagiku- Wallahu a'lam- sesungguhnya orang yang lupa dan keliru, dia dimaafkan. Karena perbuatan dosa ada kaitannya dengan niat dan kesengajaan, sedangkan orang lupa dan keliru tidaklah dia bermaksud untuk melanggarnya, lantaran itu dia tidak berdosa".

Juga disebutkan dalam firman Allah:

“Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang" (Al-Ahzab:5)

Dosa yang dimaafkan bukan berarti lepas dari seluruh hukuman. Perbuatan seorang mukallaf(yang terbebani kewajiban) jika melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan syariat, maka dia memiliki konsekuensi hukum yang akan ditimpakan kepadanya, yaitu berupa penjatuhan sanksi atau dia dianggap sebagai orang yang berdosa, atau dia harus mengqadha yang tertinggal atau mengganti apa yang dirusak dan yang semisalnya.

Seperti tentang kesalahan dalam membunuh, dicontohkan barangsiapa yang menembak binatang buruan atau musuh namun ternyata mengenai seorang muslim, atau orang yang terpelihara darahnya, maka tidak ada dosa baginya. Walaupun demikian dia tidak dibebaskan dari kewajiban untuk membayar diyat dan kafarat.

Hal yang sama juga berlaku bagi yang mengakhirkan shalat karena suatu halangan atau tertidur, atau lupa, maka tidak ada dosa baginya, tetapi dia tetap diperintahkan untuk mengqadhanya begitu dia bangun atau ingat. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda,

“Barangsiapa yang lupa shalat, maka shalatlah kapan dia ingat. Tidak ada kafarat baginya kecuali itu saja (mengqadhanya)."


Shalat memiliki waktu tertentu dan terbatas, awal dan akhirnya, tidak boleh memajukan shalat sebelum waktunya dan juga tidak boleh mengakhirkan shalat hingga keluar dari waktunya.


Namun jika seseorang tertidur hingga tertinggal mengerjakannya atau dia lupa hingga keluar dari waktunya, maka dia tidak berdosa karena alasan itu. Dia harus langsung mengqadha'nya selagi sudah mengingatnya dan tidak boleh menundanya, karena kafarat pengakhiran ini ialah segera mengqadha'nya. Maka Allah berfirman

"Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku" (Thaha: 14)

3. Dipaksa/terpaksa

Jika seseorang dipaksa untuk mengatakan perkataan kekufuran, maka hendaklah dia mengatakannya dengan kata kiasan atau dengan perkataan yang secara tersirat mengandung arti kekufuran,tidak dengan kata yang jelas-jelas menunjukkan arti kafir, kecuali bagi orang yang dipaksa untuk mengatakannya secara terang-terangan. Maka dibolehkan baginya untuk mengatakannya dengan lidahnya tanpa disertai dengan keyakinan dalam jiwanya, dan hatinya tetap tenteram dengan keimanan, berlapang dada dengan keyakinan dan pengetahuan.

Sebuah kisah di zaman Rasulullah juga bisa menjelaskan tentang keterangan ini. Yaitu mengenaiAmmar bin Yassir bersama keluarganya.

Mereka diancam akan dibunuh jika tidak meninggalkan agama Islam. Kedua orangtua Ammar, Yassir dan Sumayah, tetap berpegang teguh memegang Islam dengan berani berujar di hadapan para musyrikin, “Kami yang sudah suci dengan Islam tidak mau mengotorinya lagi.” Mendengar itu para musyrikin marah dan akhirnya membunuh keduanya dengan tombak. Atas tindakan itu, akhirnya Ammar tidak bisa apa-apa selain menuruti kaum musyrikin. Akhirnya di hadapan para pemuka musyrikin, ia melontarkan cacian dan makiannya kepada Rasulullah dan langsung menyatakan keluar dari agama Islam. Kejadian itu pun diketahui Nabi. Selang beberapa hari setelah kejadian itu turunlah ayat kepada Nabi,

“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah) kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap beriman (dia tidak berdosa)” (An-Nahl:106)

Berdasarkan ayat ini umat Islam pada waktu itu diizinkan untuk melakukan taqiyah (yaitu kamu mengatakan atau melakukan (sesuatu), berlainan dengan apa yang kamu yakini) dalam rangka menjaga keselamatan. Inilah yang dilakukan Ammar yang terpaksa mencaci maki Nabi dan menyatakan keluar dari Islam untuk penyelamatan jiwanya. Dan tindakan taqiyah yang dilakukan Ammar tadi dibenarkan oleh Nabi, “Kalau mereka kembali menyiksamu lagi, ucapkan cacianmu padaku; Allah akan mengampunimu dikarenakan kamu terpaksa melakukannya.”







Wallaahualam

*Berbagai sumber

Saturday, November 14, 2009

Resep Pancake




Alat:
mixer
panci memasak
pemanggang kue/cetakan (listrik ataupun manual)


Bahan:
500 gr tepung terigu
400 gr gula pasir
5 butir telur
mentega100 mg
santan kental 400 ml (dimasak)
baking powder (fermipan) 10 gr
vanilli secukupnya
essence nangka secukupnya

Cara Membuat:
1. aduk gula pasir dengan telur di dalam mixer (telur dimasukkan satu per satu). Sampai warnanya agak memutih

2. Masak santan. Ingat: santan harus terus diaduk hingga mendidih. Setelah masak, masukkan metega. Aduk, hingga mentega mencair di dalam santan

3. Tepung terigu dicampurkan dengan fermipan dan vanilli

4. Masukkan ke dalam mixer yang berisi adonan telur dan gula tadi secara bergantian antara campuran santan-mentega dengan campuran tepung. Misal: masukkan satu sendok santan-mentega, lalu satu sendok mentega, begitu seterusnya

5. Setelah adonan benar-benar menyatu, masukkan essence nangka secukupnya (cukup untuk memberi warna agak kuning dan sedikit aroma nangka)

6. Diamkan adonan selama lebih kurang 10 menit. Adonan akan mengembang

7. Masak adonan di dalam pemanggang roti listrik atau cetakan kue yang menggunakan kompor untuk memasaknya. Ingat: oleskan dulu sedikit mentega agar tidak lengket. Untuk seterusnya tidak perlu lagi diolesi mentega



Jika ingin ditambah isi juga bisa. Masukkan ke tengah adonan saat memasaknya.
Bentuk akhir tergantung cetakan, bisa segitiga, bulat, atau petak.

Hasil bisa dinikmati langsung, atau bisa ditambahkan aksesori lainnya seperti saus cokelat, strawberry, meses, madu.

Selamat mencoba....!
^_^

Pentingnya Menjaga Kerahasiaan


Keterbukaan sudah dianggap sangat ‘biasa’ saat ini. Terutama sejak penggunaan facebook atau jejaring sosial lainnya benar-benar menyita waktu sebagian besar orang, khususnya anak muda.

Tak jarang semua hal yang berbau pribadi pun diumbar di status, note, foto-foto, dan lain-lain. Kadang kita bisa menemukan sebuah status berbunyi

“love my new hair-cut” atau “nyamuk sialan!! kulit kaki sama tanganku udah merah-merah semua!!!”

Padahal, si empunya status adalah seorang jilbaber.. Nah, saya yakin, dengan membaca status itu, paling tidak, akan muncul beberapa visualisasi dari para pembaca,,tergantung pikiran mereka masing-masing.

Tak hanya sejenis itu. Pembukaan sebuah rahasia yang ‘lebih halus’ pun kerap terjadi. Bahkan bisa terjadi di kalangan ADK.

Seperti bisa kita ambil contoh, tentang kelompok halaqah. Memang tidak ada dalilnya supaya kita merahasiakan tentang hal ini. Siapa teman-teman se-halaqahnya, siapa MR-nya, kapan jadwalnya, dan lain-lainnya. Tapi saya pernah menanyakan kepada seorang ukhtiy, kenapa mesti dirahasiakan. Jawabannya “Terkadang hal-hal seperti itu bisa membuat kecemburuan antara teman-teman. Mungkin ada teman lain yang ingin sekelompok dengan si anu, si itu, atau mau Kakak MR kita sebagai MR-nya,,atau alasan-alasan lain. Lagipula, tidak ada manfaatnya kan kalau kita memberi tahu orang lain tentang kelompok halaqah kita?”

Itu jawabannya. Aku tak tahu apakah benar-benar murni itu alasannya, atau mungkin ada alasan lain yang saat ini belum boleh aku ketahui (terkadang memang terlalu banyak rahasia juga…). Yang jelas, sampai saat ini aku masih merasa alasan itu cukup kuat untuk dijalankan.

Nah,,dalam hal ini, kadang kita juga bisa menemukan beberapa ‘keterbukaan’ di dunia maya. Misal, kadang ditemukan beberapa orang sedang berdiskusi tentang kegiatan halaqah mereka di sebuah status, atau membicarakan teman se-halaqahnya atau MR nya, atau bisa juga dengan memajang foto-foto. Foto yang dipajang mungkin adalah foto rihlah (jalan-jalan), yang merupakan agenda halaqah mereka. Bagi orang awam mungkin akan berpikir “oh,,itu foto jalan-jalan sama teman-temannya”. Tapi bagi orang yang ‘mengetahui’, jika melihat foto sekelompok orang bersama-sama, dan salah satu di antaranya ada yang lebih tua, mereka akan langsung mengerti bahwa itu adalah kelompok halaqahnya si empunya foto. Ckckckckck…..

Bagi seorang muslimah mungkin akan lebih banyak lagi. Tak jarang ditemui seorang muslimah yang kerap mengumbar kegiatan-kegiatan atau isi hatinya dengan kata-kata yang sangat puitis di status, note, dll. Termasuk juga dalam meng-upload foto. Terkadang foto yang di-upload itu benar-benar foto sendiri seluruh badan, bahkan foto close up yang benar-benar close. Dulu saya pernah menemukan artikel yang membahas tentang pemasangan foto muslimah di dunia maya tersebut. Pemasangan foto para muslimah tersebut di internet tentunya bukanlah dimaksudkan untuk menampilkan paras ayu mereka, menjadikan dirinya terkenal, atau menarik para ikhwan agar mengajukan proposal ta’aruf. Sangatlah tidak mungkin para akhwat yang telah ditempa dengan dakwah dan terselimuti oleh ilmu mempunyai tujuan-tujuan yang demikian. Lalu apa yang menyebabkan mereka berbuat seperti itu? Alasan yang paling logis dan mungkin yang hampir disepakati semua orang adalah sebagai sarana untuk mempererat ukhuwah, karena kita tahu bahwa ukhuwah dimulai dari saling mengenal, kemudian saling memahami, saling menolong dan saling sepenanggungan. Dengan adanya foto maka tujuan untuk saling mengenal dalam rangka menjalin ukhuwah akan lebih mudah. Bahkan, hal tersebut juga bisa memudahkan teman/saudara yang telah lama tidak kita jumpai untuk mengenalinya. Mungkin pula mereka ingin memberikan contoh (berdakwah) dalam tata cara berpakaian muslimah yang sesuai syari’at. Dan beragam alasan lainnya yang tentu saja bertujuan baik.

Disini akan saya lampirkan tentang bahaya muslimah memajang foto di internet:

Pertama, kita tentu sadar internet adalah ruang publik yang bisa dimanfaatkan semua orang hampir tanpa batasan. Dan diantara orang-orang tersebut pastilah terdapat orang yang ingin berbuat zhalim. Dengan teknologi sekarang ini, betapa mudahnya setiap orang memanipulasi sebuah gambar menjadi apa yang dinginkan si manipulator. Dengan memasang foto diri di internet, maka hal tersebut membuka peluang orang-orang zhalim yang tentu saja tanpa izin terlebih dahulu meng-grab foto kita kemudian memanipulasi/mengubah sedemikian rupa menurut keinginannya. Bayangkan saja, suatu ketika kita melihat foto diri sang akhwat dari atas berbalutkan jilbab (pakaian muslimah) tetapi bagian bawah dimanipulasi sehingga seakan-akan telanjang ataupun setengah telanjang. Na’udzubillah.....

Kedua, seorang akhwat yang merupakan aktivis dakwah adalah tauladan bagi muslimah yang belum tersentuh dakwah (awwam-red). Namun apa jadinya jika para ujung tombak dakwah bagi teman-teman terdekatnya melakukan suatu hal yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seseorang yang notabene telah bertitel “akhwat”. Saat muslimah yang awwam, terlihat fotonya yang bak foto model sebuah majalah remaja mejeng di blog-blog maupun profil jejaring dunia maya mereka hal tersebut bisa kita maklumi dan menjadi hal yang lumrah. Namun apa jadinya kalo seandainya kita berikan suatu nasehat agar tidak melakukan hal itu, karena bisa menjadi suatu fitnah, kemudian mereka berkilah, “lha wong si fulanah yang aktivis dakwah itu aja juga melakukan hal yang sama kok, apalagi saya yang masih jauh dari nilai-nilai agama”. Dan menganggap bahwa hal tersebut tidaklah bertentangan dengan dalih orang yang paham agama pun melakukannya jua.

Ketiga, tak pelak lagi wajah ayu dan sebuah profil yang terkesan sholeha menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum adam. Maka berlomba-lomba-lah mereka untuk menjadi teman, sahabat, atau dalih menjalin ukhuwah yang padahal terkadang hanya didasari sebuah keinginan untuk memiliki sosok ayu nan sholeha tersebut. Sehingga semakin menjadikan para ikhwan/laki-laki yang di hatinya terdapat penyakit menjadi semakin terjerumus dalam asyiknya pertemanan ala ikhwan-akhwat. Dari sisi ini pertama sang pelaku sudah melanggar atau lebih tepatnya tidak mendukung usaha para ikhwan/laki-laki untuk mengamalkan salah satu firman Allah ta’ala: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (An-nuur: 30)

Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau pernah bersabda kepada Ali radhiyallahu’anhu. "Artinya : Wahai Ali, janganlah engkau susul pandangan dengan pandangan lagi, karena yang pertama menjadi bagianmu dan yang kedua bukan lagi menjadi bagianmu (dosa atasmu)". [Hadits Riwayat Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Daud]

Dalam hadits lain disebutkan. "Artinya : Pandangan mata itu laksana anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya, yang akan dia dapatkan hingga hari dia bertemu dengan-Nya".

Wahai saudariku, maukah engkau menjadi salah satu penghalang bagi saudaramu didalam menegakkan syari’at agama ini?sisi kedua mereka juga telah melanggar perintah Allah dalam surat yang sama pada ayat berikutnya:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (An-Nuur: 31)

Pembahasan ini ada dalam bahaya selanjutnya dibawah ini, yang saya kutipkan dari muslimah.or.id.

Keempat, akhwat yang menampakkan foto dirinya di internet telah melanggar larangan untuk tidak tabarruj dan sufur. Tabarruj artinya seorang wanita menampakkan sebagian anggota tubuhnya atau perhiasannya di hadapan laki-laki asing. Sedangkan Sufur adalah seorang wanita menampak-nampakkan wajah di hadapan lelaki lain. Oleh karena itu Tabarruj lebih umum cakupannya daripada sufur, karena mencakup wajah dan anggota tubuh lainnya.

Tabarruj diharamkan dalam syariat berdasarkan ayat al-Qur’an dan juga hadits, antara lain: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)

“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur: 60).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kelompok penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang memukuli orang-orang dengannya dan para wanita yang berbaju tapi mereka telanjang, berlenggak lenggok kepala meeka bagaikan punuk unta yang bergoyang. Wanita-wanita itu tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga bisa tercium sejauh sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 3971 & 5098)

Dan kaum musliminpun telah sepakat akan haramnya tabarruj sebagaimana yang dituturkan oleh Al-Imam Ash-Shan’ani dalam kitabnya “Minhatul Ghaffar ‘Ala Dlauin Nahar” . (4/2011-2012)

Tabarruj memiliki berbagai macam bentuk seperti:

* Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki lain.

* Menampakkan perhiasan termasuk di dalamnya pakaian yang ada di balik jilbab.

* Berjalan berlenggak-lenggok di hadapan lelaki lain.

* Memukul kaki untuk menampakkan perhiasan yang dipakainya.

* Melembutkan ucapan di hadapan laki-laki lain.

* Bercampur baur dengan kaum laki-laki, bersentuhan dengan mereka, berjabatan tangan dan berdesak-desakan di tempat atau angkutan umum.

Bagi seorang wanita hendaklah ia meniru apa yang dilakukan oleh anak perempuan nabi Syu’aib sebagaimana yang diceritakan oleh Allah dalam ayat-Nya, “Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan.” (QS. Al-Qashash: 25)

Berkenaan dengan ayat ini Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: “Dia datang dengan berjalan penuh malu seraya menutup wajahnya dengan bajunya. Dia bukanlah wanita yang tidak punya malu (banyak omong dan berani dengan lawan jenis), tidak pula seorang wanita yang suka keluar masuk rumah.” (Tafsir Ibnu Katsir dengan sanad yang shahih: 3/384)

Dari artikel di atas, mungkin akan muncul beberapa kali istighfar di mulut kita. Namun, tak ada yang bisa kita bantah dari keterangan di atas.

Seorang temanku pernah memberikan usul, kalau masih ingin memasang foto, mungkin bisa dipilih foto yang rame-rame, yang KB-nya kecil, yang tidak memperlihatkan wajah/tubuh, yang telah diedit sehingga tidak jelas terlihat wajahnya dll. Mungkin usulan tersebut bisa diterima.

Mungkin ada beberapa contoh lagi yang sering tak kita sadari. Seperti penggunaan kata-kata yang bisa menimbulkan visualisasi macam-macam dari orang-orang yang membaca, memberi tahu bahwa kita adalah vocalist utama di kelompok nasyid kita sehingga orang jadi tahu si akhwat memiliki suara yan merdu, dan banyak sekali hal lainnya.


Wallaahualam bisshawab..

Saya menulis hal ini bukan bermaksud buruk atau mendikte saudara-saudaraku. Saya sendiri menyadari diri ini masih jauh dari sempurna,,dan hal-hal yang saya sebutkan di atas juga terkadang masih ada yang dilanggar. Mohon agar kita saling mengingatkan,,dan juga jika ada usulan atau kritik untuk tulisan ini,, tafadhol.. ^_^

Wednesday, November 4, 2009

Public Speaking



Bicara soal public speaking, berarti berbicara soal soft skill.

Kebanyakan orang memperoleh kemampuan ini dari pengalaman, karena biasanya hal ini tidak diajarkan di sekolah-sekolah ataupun di kampus.

Pengalaman berorganisasi mungkin yang terutama. Dengan berorganisasi, akan ada banyak kesempatan dan waktu bagi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dari tingkatan usia ataupun posisi yang sama, lebih rendah, maupun yang lebih tinggi.

Inspirasi tentang tulisan ini sebenarnya muncul saat aku menyaksikan presentasi 4 orang pengurus inti di organisasiku, yaitu Forum Studi Kedokteran Islam (FSKI). Disini aku ingin memberi tanggapan tentang kemampuan public speaking mereka dari waktu ke waktu.

I. Zakiy (Ketua Umum) : mungkin memang dasarnya pendiam, jadi sewaktu di awal-awal dulu aku mengenalnya (dulu ia adalah koordinatorku di biro hujan), ia seperti masih gugup berbicara di depan publik. Namun, walau begitu apa yang ingin disampaikannya sepertinya tetap tersampaikan. Keahliannya yang lain adalah ia bisa merangkai kata. Hal itu sudah aku perhatikan di beberapa sambutannya seperti di raker, mubes, BPO (Buku Panduan Organisasi), acara-acara pembukaan kegiatan-kegiatan FSKI, dll. Dan mungkin, karena jam terbangnya terus meningkat, kemampuan public speaking-nya pun juga meningkat. Sekarang sepertinya tidak masalah lagi baginya untuk berbicara di hadapan khalayak ramai.

II. Deny (Sekretaris Umum) : kalau yang satu ini tidak diragukan lagi. Dari tahun pertama kuliahku di FK Unand, ia sudah sering sekali tampil di depan umum. Entah itu presentasi pleno, kampanye pemilihan anggota DPM, mubes FSKI, dan acara-acara FSKI lainnya. Berbicara di depan orang banyak seperti tak memberi beban apa-apa padanya. Seakan-akan apa yang ada di pikirannya langsung diucapkannya dengan lancar. Begitu juga sekarang. Bahkan ia juga pernah memimpin jalannya acara di Unand atas (sejenis MC) di hadapan mahasiswa-mahasiswa se-universitas. Dan sekarang, keterampilannya semakin bertambah. Terkadang ia tak lupa menambahkan beberapa ‘ice breaking’ jika acara yang dipimpinnya mulai terasa agak kaku.

III. Adik (Bendahara Umum) : Khas-nya seorang Adik adalah, suaranya yang jika semakin lama ia berbicara, akan menjadi kurang stabil, seperti gemetar. Namun sepertinya ia tidak gugup, memang begitu adanya. Adik termasuk orang yang memiliki kemampuan public speaking yang baik. Ia bisa saja tiba-tiba ditunjuk untuk memberikan kultum di dalam sebuah forum, dan kemudian mengalirlah taushiyah yang sepeti sudah ada persiapan sebelumnya.

IV. Rani (Ketua Keputrian) : Rani adalah seorang akhwat yang tenang pembawaannya. Begitu juga jika ia berbicara di depan umum. Dengan tenang ia menyampaikan apa yang akan disampaikannya. Tak luput, terkadang ada sedikit candaan dalam penyampaian (jika forum tersebut memungkinkan untuk diselipkan candaan), dan juga bisa mengajak pendengar berinteraksi (komunikasi dua arah).

Begitulah penilaianku terhadap kemampuan public speaking para inti FSKI 2009 tersebut. Sepertinya pengalaman berorganisasi telah mengasah kemampuan mereka berbicara di depan umum.

Kemampuan public speaking bukanlah hal kecil, yang bisa diabaikan. Kedengarannya seperti tidak penting, apalagi bagi mahasiswa kedokteran yang menganut paham study oriented.

Namun kalau kita tilik lagi, mungkin justru profesi dokter lah yang sangat memerlukan kemampuan ini. Seorang dokter nantinya akan berinteraksi dengan manusia, apakah itu pasien, rekan sejawat, petinggi-petinggi kecamatan atau kelurahan tempat puskesmas yang dipimpin, mahasiswa yang dibimbing, dll.

Aku jadi teringat dengan pengalamanku.

Kuakui, kemampuanku dalam hal ini memang sangat-sangat jauh dari baik. Aku tidak bisa berbicara secara terstruktur. Saat tutorial, sebisa mungkin kesempatan berbicara aku selesaikan dengan cepat. Hal-hal yang ingin aku sampaikan pun (walau sudah kucatat) sering kali tak tersampaikan kerena aku buru-buru ingin diam kembali. Padahal penilaiannya adalah dari seberapa sering dan bobot dari penyampaian kita itu. Yah, mau bagaimana lagi.... :(

Juga saat ujian skills lab kemarin. Aku sudah berusaha menghafal poin-poin check list lembar penilaian ujian itu (ini kelemahanku yang satu lagi,,TAK BISA MENGHAFAL). Namun, apa yang terjadi saat ujian?? *blank… Mungkin tindakan-tindakan yang aku lakukan sudah benar, namun saat pelaporan lah hal-hal yang menimbulkan penyesalan itu terjadi. Aku hanya melaporkan warna saat melaporkan keadaan membran timpani (tidak ada laporan tentang apakah utuh atau tidak, kalau terjadi perforasi bagaimana, reflek cahaya membrannya). Aku lupa melaporkan keadaan concha media dan concha inferior saat melaporkan keadaan rongga hidung. Aku lupa menyampaikan frekuensi garpu tala mana yang digunakan saat melakukan tes penala. Belum lagi ketidaksempurnaan dan kegugupan dalam pelaporan-pelaporan hal lain.

Sang instruktur hanya diam. Namun saat kami dikumpulkan kembali setelah semua anggota kelompokku ikut ujian, beliau menyampaikan betapa pentingnya komunikasi di dunia profesi dokter.

Mungkin dengan komunikasi yang baik dalam menyampaikan hasil pemeriksaan fisik terhadap seorang pasien,kita bisa berkonsultasi dengan Konsulen via telepon untuk meminta pertimbangan terapi pasien.

Mungkin dengan komunikasi yang baik terhadap pasien, kita sedikit banyak telah melakukan terapi secara psikis terhadap pasien tersebut.

Mungkin dengan komunikasi yang baik saat penyuluhan kesehatan, kita bisa memotivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan turut serta membantu mewujudkan Indonesia sehat.

Wah, banyak lagi sepertinya..

Dan yang juga tak kalah utama, komunikasi yang baik merupakan bekal penting seorang dai. Seorang dai harus menyeru (berdakwah) dengan cara hikmah. Dan kita sudah menjadi dai sebelum menjadi apa pun.

Sungguh, public speaking itu perlu!!